Rabu, 15 April 2009

fiction story - (untitled) | part 3

dugaanku sepertinya benar. dokter masuk ke ruangan dengan muka tegang, sedangkan aku bisa melihat ibu sedang memeluk gadis asing itu.

dokter berkata "nak, aku kira kita harus memulai beberapa pemeriksaan", ah, sudahlah, terserah. aku makin bingung sekarang. "karena sepertinya ada yang tidak beres di kepalamu". apa ?! aku kenapa ?!

"iya, baiklah" aku menjawab

"baiklah kalau begitu, beritahu aku kalau kau sudah siap."

"hmm.." aku hanya mengangguk saja.

tidak lama kemudian ibu dan gadis itu datang lagi. ibu tetap saja kelihatan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. yah, seperti kataku, dia kesulitan mempercayai penglihatannya.
jadi dia memperkenalkan aku dengan gadis itu

"beritahu dia namamu, sayang." katanya pada gadis itu

"namaku Jane." kata gadis itu, sambil mengulurkan tangannya

"aku Giselle". sahutkku sambil menyambut tangannya.

"aku sudah tahu." jawabnya, sekarang sedikit senyum tersungging di wajahnya.

sebenarnya kalau benar benar diperhatikan, gadis itu, ah tidak. Jane sangat cantik. kecuali karena kantung matanya yang membuat wajahnya seperti tertarik ke bawah dan wajahnya yang pucat campur syok, karena sepertinya dia sangat menanti kesadaranku dan aku malah tidak mengenalinya. rambut hitamnya yang dibiarkan tergerai dan sedikit bergelombang, yang walaupun sedikit kusut tetap terlihat mengilat di bawah sinar matahari pagi yang menemus jendela rumah sakit di tembok yang putih. rambutnya indah sekali, beberapa ujungnya dibiarkan memiliki warna yang lebih terang hampir pirang. beda sekali denganku yang walaupun sudah memakai produk perawatan rambut dan pergi sering sekali ke salon, tapi rambutku tetaplah rambut merah yang kaku.
cara berpakaiannya juga menarik. t shirt bergambar grup band paramore, celana jins selutut, ditambah rompi panjang dan sepatu oxford. sangat bertabrakan tapi dinamis. entah bagimana aku merasa seperti ingin seperti itu. aku ingat cara berpakaianku yang hanya berupa gaun berenda setiap hari karena memang hanya baju seperti itu yang kupunya. dan tentu saja, sepatu ala mary-jane. aah, Jane. itu nama gadis itu kan ?

sekarang Jane menatapku lama sekali. seperti mengirim telepati padaku. tapi aku tidak menerimanya. aah...

ibu akhirnya meninggalkan ruangan meninggalkan suasana tegang. itulah keahliannya.

Jane duduk di sampingku
"bagaimana kabarmu ?." katanya

"aku lumayan." kujawab sebisaku

"kelihatannya kau baik."

"yah, aku merasa lebih sehat." aku mengakui

"syukurlah. maaf Giselle, apa kau benar benar tidak mengenalku ?" dia bertanya

aku menggeleng

"oh, sudahlah, kita akan berteman kan ? tidak peduli apa yang terjadi antara kita di masa lalu ?"
oh, memangnya ada masalah apa ? aku yakin tidak sepele sampai aku harus berbaring di rumah sakit konyol ini !

"yea. baiklah. well, kau berasal dari mana ?"

*tunggu part 4 yaaa

0 orang bawel: