Selasa, 14 April 2009

fiction story - (untitled)

saat aku tersadar, ternyata aku sudah berada di ruangan terang benderang dengan sesuatu yang kelewat banyak menurutku, menusuk nusuk kulitku.
mataku kabur, sangat terang di sini. setelah bisa menyesuaikan penglihatanku, ternyata aku sedang berada di kamar sebuah rumah sakit yang familiar, karena sebegitu seringnya aku keluar-masuk rumah sakit ini.
di sofa di pojok ruangan ada ibu yang sedang tidur. kelihatannya wajahnya sangat lelah. aku sedikit terkejut dengan keadaan ini. pasti ibu langsung menuju ke sini sehabis dari kantornya.
karena tangan kananku tidak bisa kugerakkan sembarangan. oleh suatu hal yaitu ternyata yang terasa menusuk itu jarum infus.
jadi aku mencoba menggerakkan tangan kiriku. aku tersentak, tangan kiriku tidak bisa digerakkan. seperti mati rasa, padahal biasanya kalau sedang kesemutan atau kram aku masih bisa menggerakkan tanganku.
dengan susah payah aku mencoba melihat ke arah tangan kiriku, sambil berharap semoga bukan kelumpuhan yang menyebabkan aku tidak bisa menggerakkan tanganku.
ah, benar saja. ada seorang perempuan. sebaya denganku, tidur dengan menindih tangan kiriku sampai mati rasa.
aku tidak kenal perempuan itu.
siapa dia ?
setelah merasa cukup kuat, aku pun mulai menggerakkan tangan kiriku sekali lagi, dan berhasil !
gadis itu pun bangun dan mengangkat kepalanya dari tanganku.
setelah melihat wajahnya pun aku masih tidak mengenalnya.
sebenarnya siapa gadis asing ini ?
tapi entah kenapa, tidak ada rasa takut yang melanda saat melihat wajahnya.
tidak seperti aku melihat orang asing lainnya, bahkan orang yang bertemu denganku di taman. aku merasakan ketakutan walau sesaat, tapi, terhadap gadis ini. tidak sama sekali.

gadis itu masih setengah memjamkan matanya, raut mukanya seperti orang baru pesta semalam suntuk lalu digigit vampir. seperti orang kekurangan darah.

dia menguap dan melihat ke arahku, sesaat dia menyeringai lebar dan memelukku

"Giselle !!!", katanya.. yang entah kenapa dia tau namaku ?

aku tidak bisa bernapas sekarang, aku ingin menyuarakannya tapi suaraku tidak mau keluar, yang ada malah suara parau yang tidak sesuai dengan umurku.
sepertinya karena teriakan itu ibuku juga iku terbangun, dan setelah gadis asing itu melapaskan pelukannya, sekarang ibuku yang mulai mencoba membunuhku

"Giselle, kamu sadar sayang ?", begitulah ibuku, kurang bisa mempercayai penglihatannya sampai harus bertanya terlebih dulu.

"iya, bu", walaupun masih sedikit terdengar parau, suaraku keluar

"oh, syukurlah, terima kasih Tuhan", aku kira dia menangis waktu mengucapkannya

gadis itu mulai lagi, matanya berkaca kaca sekarang dan berkata
"Giselle aku sangat mengkhawatirkanmu", yaah, setidaknya jika ia berakting, aktingnya sangat bagus dan entah kenapa ibuku sepertinya kenal dengannya.

aku tidak tahu harus berkata apa, karena aku tidak pandai berbohong, jadi kukatakan saja yang sebenarnya. aku mencoba mencari cara agar setiap kata yang keluar dari mulutku tidak akan terlalu menyakitinya, tapi kalimat yang keluar malah
"kau siapa ?"

ibu membelalakkan matanya dan tiba tiba berhenti menangis,
tapi gadis itu malah terlihat seperti ingin menumpahkan air mata hingga bisa membanjiri seisi kamar ini, ah tidak, seisi rumah sakit malah.
aku jadi merasa bersalah karena seperti yang kuduga, dia menangis.

tapi aku benar benar tidak kenal siapa gadis itu ?

*to be continued :P

0 orang bawel: