Senin, 18 Mei 2009

fiction story - (untitled) | part 8

"umm.. yea... apakah itu benar ? hayl ? maksudku, aku sangat terkejut membacanya dan.. kenapa ? maaf aku bertanya seperti ini kepadamu, karena kau tahu.. aku tidak mungkin menelepon Josh sekarang. yeah.. kau tahu kan ?" tanyaku penasaran.

"em... kau benar tentang menghubungi Josh. lebih baik dia tidak diganggu sementara waktu kecuali oleh Jane. nah.. Giselle, semua ada masanya, mungkin saja selera pasar sudah tidak tertuju lagi padaku. setidaknya itu yang dikatakan Josh di majalah, iya kan ?" aku mengangguk, walaupun tahu dia tidak bisa melihatku mengangguk setuju.
"semua yang kau baca itu benar, walaupun di lain pihak aku juga terkejut. kau tahu ? saat aku putus dengan Josh dan dia denganmu, aku merasa... entahlah, ikut bahagia, mungkin. tapi saat Josh berpacaran dengan Jane, aku tidak tahu kenapa. tapi, aku merasa... gelisah.. yea seperti itu. feeling-ku kuat, Giselle, aku tahu itu. aku sangat menyayangkan saat kau putus dengan Josh. aku sedih bukan main, dan tidak bisa lagi menemukan cara untuk bahagia selain tetap berada di dalam band." Hayley terdengar sangat sedih.

"um.. Hayl, apakah kau tahu kalau aku tidak bisa mengingat Jane ?" tanyaku.

"maksudmu ? setelah kecelakaan itu ? aku tidak tahu soal itu, ceritakan !" katanya antusias.

"jadi, setelah aku dirawat lalu siuman, aku mendapati Jane di sana, tapi aku sama sekali tidak tahu siapa dia waktu itu. yang aku ingat, waktu itu aku hanya menatapnya sebagai gadis asing yang cantik. tapi aku juga punya perasaan kalau dia sama sekali tidak jahat, aku tidak tahu kenapa, aku bertanya kepada Jane bagaimana hubunganku dengannya. dan aku juga melihat foto-fotoku bersamanya. semua menunjukkan kalau aku dan dia sangat dekat. apakah itu benar ?" suaraku sepertinya terdengar gelisah, semoga dia tidak menyadarinya.

"wow.. aku cukup terkejut mendengarnya, tapi harus kuakui. kau benar, dia gadis yang cantik, dan.. baik. tapi dia bukan tipe orang yang harus disayang. dan tentang hubunganmu, itu benar. kau dan Jane berteman sangat dekat sampai sampai kau tidak mau datang ke konserku karena Jane." katanya terdengar sedikit merengut.

"aw.. Hayl, maafkan aku...." kataku menyesal

"sudahlah, Giselle, tidak apa apa. tapi aku cukup bersyukur kau tidak bisa mengingat Jane." katanya terdengar lebih ringan

"eh.. kenapa ?" tanyaku penasaran

"aduh, kenapa kau bisa selamban ini sih ? seperti yang kubilang tadi, dia tidak perlu disayang. akan gawat kalau dia bisa dapat perhatian banyak darimu, bisa bisa kau celaka, Giselle. saat kau masuk rumah sakit pun, dia sangat tenang dan sama sekali tidak menangis. seakan akan tidak terjadi apapun. dia menunggu di ruang tunggu. benar benar tidak menunjukkan muka khawatir. tapi Josh memeluknya, saat itu kami hanya bertiga, ibumu sedang pulang mengambil bajumu. sedangkan aku yang sedang mondar mandir, berdiri, duduk, menangis, terisak. seperti tidak dianggap. aku seperti nyamuk saja. tidak berarti." Hayley terdengar mulai menangis.

"aku benar benar tidak tahu soal itu, Hayl. maafkan aku." kataku juga menangis

"sudahlah, ini bukan salahmu. hei, kau mau tahu kenapa aku keluar dari band kan ?" tanyanya

"eh, iya. ceritakan." kataku

"jadi, saat kau di rumah sakit, sedang koma, aku pergi ke tempat tanteku di samping bar minuman mengantarkan barang titipan ibu. saat ingin pulang, aku melihat Jane berjalan sambil dirangkul oleh Josh keluar dari bar. kau tahu Giselle ? Jane mabuk ! kau bisa bayangkan itu Giselle ? sahabatnya sedang kritis dan dia malah mabuk ?!" Hayley berbicara sambil terisak. aku pun tak kuasa menahan air mataku keluar deras.
"aku menghampirinya, lalu menamparnya. aku menampar Jane yang sedang bersama Josh. aku tahu aku salah, menuduhnya sembarangan. tapi aku tidak tahan, aku keluarkan semua kemarahanku malam itu. Josh tidak tinggal diam, dia menamparku keras keras... rasa sakitnya melebihi sejuta jarum. sakit sekali. dan sakitnya makin parah saat dia berkata aku harus keluar dari band. dalam hati aku bertanya, apakah peran Jane dalam band sangat kuat ? tapi aku sudah diselimuti perasaan marah jadi aku langsung saja berkata iya lalu pulang. sejak itu aku tidak pernah lagi berbicara dengan Josh, datang ke tempat latihan, dan bertemu anggota band yang lain. walaupun semuanya, kecuali Josh meneleponku, hanya sebentar karena aku menyuruh mereka menutup teleponnya sebelum aku menangis. itu konyok, Giselle. aku tidak tahu dia bisa jadi seperti itu."

awawawaw
yelyah

part 9 coming soon !!

2 orang bawel:

lulu mengatakan...

keren deh critanya,,
rani berbakat yaaaa

Rani Qurotu Aini mengatakan...

haahaha. bisa aja. makasiih makasihh